BERITA VIRAL > Kontroversi Penghargaan Prabowo: Sensitivitas Politik dan Komunikasi di Era Digital

Pelajaran dari Kontroversi Penghargaan Prabowo: Sensitivitas Politik dan Komunikasi di Era Digital

Pemberian tanda kehormatan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada 141 tokoh di Istana Negara, yang secara kebetulan bertepatan dengan demonstrasi besar-besaran di depan Gedung DPR, menjadi sorotan publik. Peristiwa ini memicu persepsi ironis dan kontroversi. Di satu sisi, negara mengapresiasi tokoh-tokoh yang dianggap berjasa, termasuk beberapa pimpinan DPR yang sedang disorot terkait isu kenaikan tunjangan. Di sisi lain, ribuan mahasiswa dan rakyat berdemonstrasi menuntut keadilan ekonomi.

Peristiwa ini menawarkan pelajaran berharga yang dapat dianalisis dari berbagai perspektif akademik, termasuk ilmu politik, komunikasi publik, dan etika pemerintahan. Artikel ini akan mengupas tuntas pelajaran-pelajaran tersebut, menawarkan solusi konkret, dan menguatkannya dengan referensi dari sumber-sumber kredibel.

Pelajaran 1: Disonansi antara Elite dan Rakyat

Kontroversi ini adalah contoh nyata dari disonansi atau ketidakselarasan antara realitas politik elite dan realitas sosial rakyat. Dalam ilmu politik, konsep legitimasi sebuah rezim atau pemerintahan sangat bergantung pada persepsi publik terhadap keadilan dan responsivitas. Ketika seorang presiden menganugerahkan penghargaan kepada tokoh-tokoh politik, terutama yang sedang dikritik karena dianggap tidak peka, ia menciptakan jurang yang menganga antara pemerintah dan masyarakat.

Peristiwa ini menunjukkan adanya krisis legitimasi simbolik. Pemberian penghargaan, yang seharusnya menjadi simbol pengakuan atas pengabdian, justru dipersepsikan sebagai bentuk pengabaian terhadap penderitaan rakyat. Aksi demonstrasi yang menuntut keadilan ekonomi, terutama isu kenaikan tunjangan DPR, menjadi antitesis dari acara seremonial di Istana. Rocky Gerung, seorang pengamat politik, menilai momen ini akan terekam kuat dalam ingatan publik sebagai kontras yang tajam antara perayaan elite dan penderitaan rakyat.

Pelajaran 2: Kegagalan Komunikasi Strategis dan Manajemen Krisis

Penyelenggaraan acara penganugerahan tanda kehormatan yang bertepatan dengan demonstrasi menunjukkan adanya kegagalan dalam komunikasi strategis dan manajemen krisis. Meskipun acara tersebut telah direncanakan jauh hari, kurangnya antisipasi terhadap potensi bentrokan simbolik dengan agenda publik yang sedang memanas adalah sebuah kesalahan.

Dalam ilmu komunikasi publik, prinsip utama adalah kontekstualisasi. Setiap pesan atau tindakan harus disesuaikan dengan konteks sosial dan politik yang sedang berlangsung. Memberikan penghargaan kepada elite politik di tengah kemarahan publik atas isu ekonomi dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak peka. Hal ini memperkuat persepsi bahwa pemerintah tidak mendengarkan atau peduli dengan tuntutan rakyat.

Alih-alih menunda atau mengubah format acara, pemerintah memilih untuk tetap melaksanakannya, yang kemudian memicu kecaman. Ini adalah pelajaran penting tentang pentingnya fleksibilitas dan adaptasi dalam komunikasi politik, terutama di era di mana informasi menyebar dengan sangat cepat melalui media sosial.

Pelajaran 3: Kriteria Penghargaan dan Persepsi Keadilan

Kontroversi juga muncul dari daftar penerima penghargaan itu sendiri. Meskipun banyak tokoh yang memang pantas menerimanya, seperti Jaja Miharja dan Carina Citra Dewi Joe, adanya nama-nama pimpinan DPR yang baru-baru ini disorot karena isu tunjangan memicu pertanyaan tentang keadilan dan kriteria penghargaan.

Dalam etika pemerintahan, pemberian penghargaan seharusnya didasarkan pada objektivitas dan kontribusi yang jelas demi kemaslahatan bangsa, bukan sekadar formalitas politik. Ketika penghargaan diberikan kepada figur yang sedang berada di pusaran kontroversi, makna sakral dari penghargaan itu menjadi terdegradasi. Masyarakat mempertanyakan apakah penghargaan ini diberikan karena jasa nyata atau hanya untuk memenuhi kewajiban protokoler.

Solusi dan Rekomendasi untuk Perbaikan

Untuk mengatasi masalah ini dan memulihkan kepercayaan publik, diperlukan langkah-langkah perbaikan yang komprehensif, tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat.

  1. Analisis Risiko dan Waktu yang Tepat: Pemerintah harus melakukan analisis risiko politik dan sosial sebelum menggelar acara seremonial besar. Acara harus dijadwalkan pada waktu yang tepat, di luar momen-momen sensitif, untuk menghindari benturan narasi yang dapat merugikan.

  2. Transparansi dan Kriteria yang Jelas: Pemerintah perlu lebih transparan mengenai kriteria dan proses seleksi penerima penghargaan. Publikasi yang jelas tentang alasan mengapa seseorang berhak menerima penghargaan dapat mengurangi spekulasi dan meningkatkan kepercayaan.

  3. Memperkuat Dialog Publik: Pemerintah perlu lebih proaktif dalam mendengarkan aspirasi publik. Ini bisa dilakukan melalui dialog, forum terbuka, dan penggunaan saluran komunikasi yang efektif untuk merespons kekhawatiran masyarakat, alih-alih hanya mengandalkan acara-acara formal.

  4. Literasi Politik bagi Publik dan Pejabat: Publik perlu dididik untuk membedakan antara fakta dan narasi yang bias. Di sisi lain, para pejabat harus mendapatkan pelatihan tentang etika komunikasi dan sensitivitas sosial agar tidak melontarkan pernyataan atau tindakan yang dapat melukai hati rakyat.

Kasus pemberian penghargaan oleh Presiden Prabowo Subianto yang bertepatan dengan demonstrasi di DPR adalah sebuah pelajaran berharga tentang tantangan yang dihadapi oleh pemimpin di era modern. Ia menunjukkan bahwa setiap tindakan, bahkan yang sifatnya seremonial, dapat memiliki dampak politik dan sosial yang signifikan. Dengan mengadopsi pendekatan yang lebih strategis, transparan, dan peka terhadap kondisi sosial, pemerintah dapat membangun kembali kepercayaan publik yang telah terkikis.

Sumber


BUTUH BIMBINGAN SECARA AKADEMIS YANG KOMPREHENSIF TAPI ASYIK DAN SERU?


INFORMASI PPDS UGM CEK DISINI
INFORMASI PPDGS UGM  CEK DISINI
INFORMASI PPDS CENTER SE-INDONESIA CEK DISINI

INFO BIMBINGAN ACEPT UGM CEK DISINI

TESTIMONI PESERTA CEK DISINI

JADWAL TES ACEPT UGM CEK DISINI

CARA MENDAFTAR TES ACEPT UGM CEK DISINI

CEK KUOTA TES ACEPT UGM LIHAT DISINI

CONTOH SOAL ACEPT UGM PELAJARI DISINI

CEK HASIL TES ACEPT UGM DISINI


INFO BIMBINGAN PAPS UGM CEK DISINI

TESTIMONI PESERTA CEK DISINI

JADWAL TES PAPS UGM CEK DISINI

CARA MENDAFTAR TES PAPS UGM CEK DISINI

CEK KUOTA TES PAPS UGM LIHAT DISINI

CONTOH SOAL PAPS UGM PELAJARI DISINI

CEK HASIL TES PAPS UGM DISINI

INFO BIMBINGAN IUP UGM CEK DISINI

JADWAL TES IUP UGM CEK DISINI

____________________________________________________________________________

acept ugm , tes acept ugm , tes acept , acept , soal acept ugm , pendaftaran acept ugm , hasil acept ugm , jadwal acept ugm , accept ugm , accept , acep , ppb ugm , ppb ugm acept , pelatihan acept , kursus acept , lihat hasil tes acept ugm , jadwal tes acept ugm , tips lulus acept, iup ugm , iup , gmst , gmst ugm , lulus iup ugm

paps ugm , tes paps ugm , tes paps , paps , soal paps ugm , pendaftaran paps ugm , hasil paps ugm , jadwal paps ugm , paps ugm , tpa ugm , um ugm , daa ugm , pelatihan paps , kursus paps , lihat hasil tes paps ugm , jadwal tes acept ugm , tips lulus paps

ppds , ppdgs , dokter residen , ppds center , ppds ugm , ppds unair , ppds unsu , ppds ui , ppds undip , dokter spesialis, iup , iup kedokteran, iup ugm 

Toefl test , tes toefl , soal toefl , soal soal toefl , toefl online , contoh toefl , itp toefl , itp , ibt toefl , belajar toefl , contoh soal toefl , nilai toefl , latihan toefl , contoh tes toefl , tes toefl itp , skore toefl , materi toefl , toefl jogja , toefl yogyakarta , pelatihan toefl , kursus toefl , tips toefl , trik toefl , jadwal tes toefl itp yogyakarta

0 Komentar