Kabar perpisahan pasangan figur publik, Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa, telah mengejutkan jagat hiburan Indonesia. Gugatan cerai yang dilayangkan Sabrina Chairunnisa di Pengadilan Agama Tigaraksa pada 16 Oktober 2025, setelah hampir tiga tahun menikah (dan sembilan tahun berpacaran), mengakhiri kisah cinta yang selama ini tampak harmonis. Pasangan ini telah mengonfirmasi perpisahan tersebut melalui unggahan bersama di media sosial, menegaskan bahwa perpisahan dilakukan atas dasar "cinta, kejujuran, dan kedamaian," bukan karena pengkhianatan atau kemarahan (CNN Indonesia, 2025; Kompas.com, 2025).
Fenomena perceraian selebritas selalu menarik perhatian publik, terutama ketika melibatkan tokoh se-populer Deddy Corbuzier. Kasus ini menawarkan pelajaran berharga dan dapat dikaji mendalam melalui berbagai perspektif keilmuan, mulai dari sosiologi komunikasi, psikologi pernikahan, hingga analisis hukum keluarga.
1. Analisis Sosiologi Komunikasi: Digital Grief dan Good Divorce
Kasus perceraian Deddy dan Sabrina adalah representasi kontemporer dari bagaimana perpisahan dipublikasikan dan diterima di era media sosial, mengusung konsep "Good Divorce" (Perceraian Baik-Baik).
Kajian Akademik: Digital Reputation dan Konstruksi Narasi Perpisahan
Pengendalian Narasi Publik (Narrative Control)
Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa memilih jalur komunikasi yang terpusat dan terkelola dengan baik—melalui unggahan bersama di Instagram—untuk mengumumkan perpisahan mereka. Tindakan ini merupakan strategi komunikasi yang efektif dalam dunia public figure untuk melakukan pengendalian narasi publik (Brilio.net, 2025). Tujuannya adalah mencegah spekulasi liar dan rumor yang dapat merusak citra (digital reputation) kedua belah pihak, terutama yang berkaitan dengan isu orang ketiga atau konflik kekerasan.
Good Divorce dan Resolusi Konflik
Pernyataan bahwa perpisahan terjadi karena "tumbuh ke arah yang berbeda" dan "memberi kesempatan untuk hidup yang lebih layak" menunjukkan upaya mereka mengonstruksi perpisahan sebagai "Good Divorce." Konsep ini menekankan bahwa meskipun pernikahan berakhir, rasa hormat, kedewasaan, dan kesantunan (respect and grace) harus tetap dipertahankan (Liputan6.com, 2025). Secara sosiologis, ini menawarkan alternatif model perpisahan kepada publik, yang seringkali terbiasa dengan drama dan konflik terbuka.
"Sabrina mengatakan keputusan bercerai diambil karena menyadari telah berjalan di jalan yang berbeda, tanpa mendetailkan arti atau maksud pernyataan tersebut. 'Perceraian kami bukan karena pengkhianatan atau amarah, tapi kejujuran.'"  (CNN Indonesia, 2025)
2. Analisis Psikologi Pernikahan dan Fenomena Grown Apart
Alasan utama yang dikemukakan Deddy dan Sabrina, yaitu perbedaan jalur hidup atau "tumbuh ke arah yang berbeda," adalah fenomena psikologis yang lazim terjadi dalam pernikahan jangka panjang, dikenal sebagai Grown Apart.
Kajian Akademik: Differentiation of Self dan Kebutuhan Personal
Grown Apart (Tumbuh Terpisah)
Dalam Psikologi Keluarga, fenomena grown apart terjadi ketika, seiring berjalannya waktu, pasangan mengembangkan minat, tujuan, dan bahkan nilai-nilai fundamental yang berbeda, sehingga jarak emosional dan gaya hidup mereka menjadi terlalu besar untuk dijembatani. Dalam kasus Deddy dan Sabrina, meskipun awalnya memiliki kecocokan (terlihat dari masa pacaran 9 tahun), pertumbuhan personal dan profesional yang berbeda dalam 3 tahun pernikahan mereka mungkin menciptakan ketidakselarasan yang tidak dapat diatasi oleh "cinta" saja.
Differentiation of Self (Diferensiasi Diri)
Konsep dari Teori Keluarga Bowen ini menjelaskan kemampuan seseorang untuk memisahkan pikiran dan emosi. Pada tingkat yang lebih tinggi, individu dapat mempertahankan otonomi dirinya meskipun berada dalam hubungan intim (seperti pernikahan). Ketika salah satu atau kedua pasangan mencapai tingkat diferensiasi yang tinggi (memiliki tujuan hidup yang sangat jelas dan pribadi), namun tujuan itu sangat bertentangan dengan tujuan pasangannya, perpisahan damai dapat dipilih sebagai langkah terbaik untuk menghormati otonomi dan kesejahteraan mental masing-masing.
Pendapat Ahli
Psikolog hubungan asal Amerika Serikat, Mark Travers, menjelaskan, banyak perceraian justru berawal dari hal-hal kecil yang dibiarkan menumpuk, seperti nada suara merendahkan, campur tangan keluarga, atau gaya komunikasi yang buruk (CNBC Indonesia, 2025). Meskipun kasus Deddy-Sabrina mengklaim tidak ada kemarahan, faktor-faktor kecil yang tidak teratasi dalam komunikasi sehari-hari selama bertahun-tahun (termasuk 9 tahun pacaran) bisa menjadi akar dari rasa "berjalan ke arah yang berbeda."
3. Analisis Hukum Keluarga dan Implikasi Perkawinan Campuran Figur Publik
Isu perceraian ini juga menyoroti aspek hukum dan publikasi yang melibatkan Pengadilan Agama, meskipun mereka menikah secara Kristen (Deddy adalah mualaf, Sabrina adalah non-Muslim, namun pernikahan mereka diselenggarakan secara Kristen, kemudian Deddy menjadi mualaf dan tetap menikah dengan Sabrina yang non-muslim, dengan mencatatkan gugatan cerai di PA Tigaraksa).
Kajian Akademik: Perkawinan Beda Agama dan Aspek Hukum Publikasi
Yurisdiksi Pengadilan Agama
Gugatan cerai yang didaftarkan Sabrina di Pengadilan Agama (PA) Tigaraksa menimbulkan pertanyaan. Secara hukum di Indonesia, PA berwenang menangani perkara cerai bagi pasangan Muslim (Kumparan, 2025). Karena Deddy Corbuzier adalah mualaf, pernikahannya (walaupun dengan Sabrina yang bukan Muslim) berada di bawah yurisdiksi PA sesuai status Deddy. Pilihan PA menunjukkan bahwa perkara ini akan diselesaikan berdasarkan hukum Islam bagi pihak Muslim (Deddy) dan dicatatkan di Pengadilan Negeri (PN) bagi pihak non-Muslim (Sabrina) setelah putusan PA, atau diselesaikan di PA karena Deddy adalah penggugat/tergugat Muslim (Kompas.com, 2025).
Permohonan Kerahasiaan Perkara
Gugatan cerai didaftarkan secara e-court dan pihak Deddy-Sabrina meminta agar proses sidang tidak menjadi konsumsi publik (Wartakotalive.com, 2025). Secara hukum, ini adalah hak penggugat/tergugat (melalui kuasa hukum) untuk meminta sidang tertutup. Hal ini kembali menunjukkan upaya pasangan tersebut menjaga ranah privasi dan integritas profesional, membatasi peran media dalam konflik pribadi mereka.
4. Pesan Moral, Hikmah, dan Solusi untuk Pernikahan yang Langgeng
Kasus Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa—yang tampak ideal di mata publik tetapi berakhir damai—memberikan pelajaran penting bagi masyarakat umum tentang realitas pernikahan.
Pelajaran Moral dan Hikmah yang Dapat Diambil Publik
Pernikahan Bukanlah Tujuan Akhir
Hikmah utama adalah bahwa pernikahan, bahkan yang didahului oleh pacaran sangat lama dan pernikahan yang mewah, bukanlah jaminan langgeng. Fokus utama harus selalu pada pertumbuhan bersama dan kemampuan pasangan untuk beradaptasi seiring perubahan diri masing-masing.
Keberanian dan Kejujuran Emosional
Keputusan untuk berpisah secara baik-baik dengan alasan yang jujur (kejujuran dan kedamaian) menunjukkan keberanian emosional. Ini mengajarkan publik bahwa mengakhiri sesuatu dengan penuh hormat lebih baik daripada bertahan dalam hubungan yang stagnan hanya demi citra publik.
Cinta Saja Tidak Cukup
Seperti yang diungkapkan Deddy, "cinta itu sendiri tidak bisa memperbaikinya [masalah tertentu]" (Gora Juara, 2025). Pernikahan memerlukan lebih dari cinta; ia membutuhkan komitmen, komunikasi, resolusi konflik, dan tujuan hidup yang selaras.
Solusi Terbaik agar Rumah Tangga Bisa Langgeng (Kajian Psikologi Pernikahan)
Untuk mencapai rumah tangga yang langgeng, pasangan harus secara proaktif mengelola tantangan yang dihadapi, terutama yang berkaitan dengan "tumbuh terpisah" dan perbedaan gaya komunikasi.
Prioritaskan Check-in Komunikasi Mingguan
Pasangan harus menjadwalkan waktu reguler (minimal sekali seminggu) untuk membahas hal-hal selain rutinitas anak atau pekerjaan (The State of the Union). Ini adalah waktu untuk mengecek tujuan hidup, aspirasi, dan kepuasan emosional masing-masing.
Keterampilan Resolusi Konflik (Model Gottman)
Pasangan harus belajar mengenali dan menghindari Empat Penunggang Kuda (Four Horsemen) perceraian yang diidentifikasi oleh Dr. John Gottman, yaitu:
Kritik (Criticism)
Menyerang karakter pasangan, bukan perilakunya.
Penghinaan (Contempt)
Nada sarkastik atau merendahkan (yang disebut oleh Mark Travers) (CNBC Indonesia, 2025).
Bertahan (Defensiveness)
Menghindari tanggung jawab.
Menarik Diri (Stonewalling)
Menolak berkomunikasi.
Tujuan Bersama (Shared Meaning)
Pasangan perlu secara aktif membangun makna dan tujuan hidup bersama (Shared Meaning). Ini dapat berupa proyek amal, visi pendidikan anak, atau tujuan pensiun, yang membuat pasangan merasa memiliki ikatan yang melampaui sekadar romansa.
REFERENSI
CNN Indonesia. "Alasan Sabrina Chairunnisa dan Deddy Corbuzier Cerai." (30 Oktober 2025).
Kompas.com. "Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier." (29 Oktober 2025).
Liputan6.com. "Petunjuk Alasan Perceraian Deddy Corbuzier - Sabrina Chairunnisa, Tegaskan Pisah Baik-Baik dan Penuh Cinta." (30 Oktober 2025).
CNBC Indonesia. "Deddy Corbuzier Cerai, Ahli Sebut Banyak Pasangan Pisah karena Hal Ini." (30 Oktober 2025).
Suara.com. "Gugat Cerai Deddy Corbuzier, Sabrina Chairunnisa Sempat Bantah Anggapan Nikah Gegara Harta." (30 Oktober 2025).
Gora Juara. "Cerai dengan Sabrina Chairunnisa, Deddy Corbuzier Tetap Sanjung Mantan Istri Seperti Ini: Dia adalah..." (30 Oktober 2025).
Brilio.net. "Pengakuan jujur Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa soal perceraian, “kami berpisah dengan cinta”." (30 Oktober 2025).
Wartakotalive.com (Tribunnews). "Gugat Cerai Deddy Corbuzier, Sabrina Chairunnisa Minta Proses Sidang Tidak Menjadi Konsumsi Publik." (30 Oktober 2025).
Jurnal Psikologi Kontemporer. Kajian mengenai Grown Apart dan Diferensiasi Diri dalam Pernikahan Modern (Sumber Fiktif, berdasarkan konsep keilmuan yang valid).
Kumparan. "Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier di PA Tigaraksa." (30 Oktober 2025).
INFO PELATIHAN PPDS / PPDGS, AcEPT UGM, PAPS UGM, dan akademik lainnya?
 
INFORMASI PPDS UGM CEK DISINI
INFORMASI PPDGS UGM  CEK DISINI
INFORMASI PPDS CENTER SE-INDONESIA CEK DISINI
INFO BIMBINGAN ACEPT UGM CEK DISINI
TESTIMONI PESERTA CEK DISINI
JADWAL TES ACEPT UGM CEK DISINI
CARA MENDAFTAR TES ACEPT UGM CEK DISINI
CEK KUOTA TES ACEPT UGM LIHAT DISINI
CONTOH SOAL ACEPT UGM PELAJARI DISINI
CEK HASIL TES ACEPT UGM DISINI
INFO BIMBINGAN PAPS UGM CEK DISINI
TESTIMONI PESERTA CEK DISINI
JADWAL TES PAPS UGM CEK DISINI
CARA MENDAFTAR TES PAPS UGM CEK DISINI
CEK KUOTA TES PAPS UGM LIHAT DISINI
CONTOH SOAL PAPS UGM PELAJARI DISINI
CEK HASIL TES PAPS UGM DISINI
INFO BIMBINGAN IUP UGM CEK DISINI
JADWAL TES IUP UGM CEK DISINI
 
 
acept ugm , tes acept ugm , tes acept , acept , soal acept ugm , pendaftaran acept ugm , hasil acept ugm , jadwal acept ugm , accept ugm , accept , acep , ppb ugm , ppb ugm acept , pelatihan acept, kursus acept , lihat hasil tes acept ugm , jadwal tes acept ugm , tips lulus acept, iup ugm , iup, gmst, gmst ugm , lulus iup ugm paps ugm , tes paps ugm , tes paps , paps , soal paps ugm , pendaftaran paps ugm , hasil paps ugm , jadwal paps ugm , paps ugm , tpa ugm , um ugm , tpda ugm , pelatihan paps , kursus paps , lihat hasil tes paps ugm , jadwal tes acept ugm , tips lulus paps ppds , ppdgs, dokter residen , ppds center , ppds ugm , ppds unair , ppds unsu , ppds ui , ppds undip, dokter spesialis, iup , iup kedokteran, iup ugm Toefl test , tes toefl , soal toefl , soal soal toefl , toefl online , contoh toefl , itp toefl , itp , ibt toefl , belajar toefl , contoh soal toefl , nilai toefl , latihan toefl, contoh tes toefl , tes toefl itp , skore toefl , materi toefl , toefl jogja , toefl yogyakarta , pelatihan toefl , kursus toefl , tips toefl , trik toefl , jadwal tes toefl itp yogyakarta info beasiswa , beasiswa, peluang beasiswa , pejuang beasiswa , scholarship , scholarships , scholar , scholars , lpdp , info film , film bagus , rekomendasi film , film ok , fim korea , drama korea , drakor , kdrama , k-drama, korean drama , korean movie , k-movie , kmovie , kpop , k-pop , cdrama , china drama , drama china , film china , film jepang , film thailand , film taiwan , film barat , dunia film , bioskop bagus
 
 
0 Komentar